Review - Test Drive Suzuki Jimny JB43 2017 Tabloid Otomotif versi Cetak

Review - Test Drive Suzuki Jimny JB43 2017 

Tabloid Otomotif versi Cetak

Akhirnya tuntas sudah rasa penasaran pada kendaraan 4X4 fenomenal Suzuki ini. Jujur saja, Suzuki Jimny HB43 atau yang sering dijuluki Jimny Wide andalan terbaru PT. Suzuki Indonesia Sales (SIS) ini bikin semua orang kepingin jajal. Tak terkecuali kru redaksi OTOMOTIF.
Bila menoleh kebelakang, Jimny sangat indentik dengan kendaraan yang handal di trek Off road. Nah pastinya sobatpun akan bertanya, bagaimana dengan Jimny generasi ketiaga ini yang kabarnya sudah disempurnakan. Apakah lebih handal? Yuk kita simak ulasannya berikut ini :

Performa
Suzuki membekali Jimny terbaru ini dengan mesin 1.300 cc yang sama dengan milik Suzuki Swift. Mesin berkode M13A ini mengaplikasikan sistem DOHC 16 Valve VVT. Dari spesifikasi tenaga mesin yang dihasilkan 68,8 Hp pada puncak putara mesin 6.000 rpm. Sementara torsi tertinggi 110 n-m pada putaran mesin 4.100 rpm.
Rupanya setelah dijajal lebih jauh di perkotaan maupun jalur off road, mesin 1.300 cc ini belum cukup signifikan mendongkrak performa Jimny. Sekalipun tenaga mesinnya sudah lebih besar dua kali lipat dari Jimni bermesin 1.000 cc.
Saat dijajal di medan Off-road, karakter tenaga mesin di putaran tengah, butuh usaha untuk mencapainya. Ditambah transmisi otomatis yang digunakan, sedikit sulit mamancing putaran mesin hingga ke level menengah. Hal ini dikarenakan rasio gear yang digunakan lebih halus.
Memang sih, kapabilitas off-road si Jimny Wide ini sudah jauh dikurangi. Karena konsepnya lebih diarahkan pada urban SUV. Makanya ketika dijajal berlari di jalur aspal bebas hambatan, meski hentakan akselerasinya tidak terasa begitu kuat, namun untuk mencapai kecepatan 100 km terbilang masih mudah.

Handling dan Kenyamanan
Suspensi memang sudah jauh disempurnakan. Untuk experience berkendara di aspal, bodi Jimny terasa lebih mantap dipakai hingga melaju 140 km/jam. Bahkan untuk bermanuver di kecepatan tinggi pun, tidak usah ragu lagi. Body roll tidak begitu terasa dan grip ban tetap mantap napak di asapal. Beda dengan Jimny generasi sebelumnya.
Bicara bantingan suspensi, memang tidak menunjukkan kesan keras seperti pendahulunya. Saat melewati jalan bergelombang atau keriting, kami tidak terlalu terguncang-guncang, pokoknya lebih nyaman deh dibanding naik Jimny generasi sebelumnya. Tapi ingat, itu hanya kesannya aja loh. Sebab, kendaraan 4X4 dengan sumbu roda pendek, kemampuan peredaman suspensinya tetu tak sebagus yang wheelbase-nya panjang.
Selain itu, rasa nyaman itu juga mungkin karena ditunjang dengan driving position yang pas dan rileks. Rasanya seperti duduk di interior mobil sedan. Visibilitas di dalam kabin pun luas ke segala sisi, dengan posisi bangku yang tinggi. Ditambah lagi dengan kabin yang terasa cukup senyap, hanya ada suara sedikit dari fender belakang.
Selain itu, untuk pemakaian off-road, sobat meski pertimbangkan ground clearance Jimny Ide ini agak turun drastis, Sebagai mobil yang punya kapabilitas off-road, kolong Jimny Wide terlihat sangat rendah dengan tinggi hanya 190 mm. Tak heran kalau "perut" Jimny terbaru ini sangat gampang mentok saat melewati gundukan cukup tinggi.

Spesifikasi

Transmisi
Transmisi konfensional ditinggalkan, sekarang serba elektronik, bahkan untuk transfer case. Ada tiga tombol bertuliskan 2WD, 4WD dab 4WD-L untuk menghidupkan 4X4 dan mengembalikan ke 2WD.
Oh ya, transmisinya mengadopsi 4 speed otomatis. Seperti yang dibilang, Jimny sekarang mengarahkan kendaraannya untuk urban. Buat dipakai daily, sudah pasti lebih joss.
Gigi transmisi yang halus, punya rasio sangat idel buat cruising di kecepatan ideal. Melaju 80 km/jam, putaran mesin hanya di 2.000 rpm. Untuk pembanding, dulu Jumny butuh haampir 3.00 rpm untuk jalan di kecepatan 80 km/jam.
Tapi ada sedikit sangsi pada bagian transmisi. Setiap kali pindah gigi dari mundur ke maju atau sebaliknya. Antara transfer case, kopel atau gardan belakang, ada bunyi "jedug". Seperti ada jeda di kopel atau gigi bagian tersebut.


Tabloid Otomotif
Edisi 25 XXVII,1 - 7 November 2017

Posting Komentar

0 Komentar