Brugge, Kota Seni tua di Belgia

Berkunjung ke Belgia tampak kurang lengkap tanpa mengunjungi Brugge (dikenal juga dengan nama Bruges). Brugge lebih banyak dipengaruhi kebudayaan Belanda daripada pengaruh budaya Prancis. Hal yang wajar karena Brugge terletak di bagian utara sehingga secara teritori lebih dekat dengan Belanda

Oleh Suci Iriani Sinuraya

Sebagaimana pernah saya tulis dalam tulisan di koran ini juga beberapa waktu yang lalu bahwa Belgia, penduduknya sebagian keturunan Perancis dan sebagian lagi keturunan Belanda, keduanya tinggal di Belgia dengan melestarikan budaya nenek moyang masing-masing. Ini pasti bisa dipahami karena Belgia terletak antara 2 negara tersebut. Sebelah selatan negara tersebut berbatasan dengan Perancis dan di sebelah utara berbatasan dengan Belanda. Apalagi dari sejarah, Belgia pernah menjadi bagian dari negara Belanda. Belgia pernah menjadi bagian dari wilayah administratif Belada pada tahun 1815 sampai dengan tahun 1830.
Obyek Wisata
Sungai Reie (latin : Rogia) yang membelah kota Brugge dan berujung di Notrh Sea (Laut Utara) ini dahulu menjadi jalan lalu lintas air dan perdagangan kota Brugge. Itulah sebabnya banyak kanal-kanal ditemui di kota ini. Kanal-kanal tersebut kini lebih banyak dimanfaaatkan untuk wisata air para pelancong yang ingin mengitari Brugge lewat air. Romantis. Suasana tidak ubahnya berada Venesia Italia. Sehingga Brugge sering disebut sebagai Venice of the North. Brugge juga merupakan salah satu dari 4 kota penting di Belgia pada masa lalu.
Beberapa tempat wisata di Brugge yang bisa dikunjungi antara lain De Markt, Gereja Holy Blood, Museum Penyiksaan, Museum Bir dan juga Museum Cokelat. Belgia juga terkenal dengan berliannya sehingga di Bruggepun ada Diamantmuseum.

Belgia menjadikan 3 makanan sebagai icon negerinya yaitu : Beer, Chocolate dan Waffel. Ke-3 icon ini banyak dijadikan hiasan dinding, gantungan kunci dan tempelan kulkas sebagai suvenir yang banyak di jual di jalan-jalan terutama di de Markt. Selain itu, pemerintah juga membangun museum cokelat dan bir, sebagai obyek kunjungan wisatawan. Di Museum Cokelat kita bisa melihat dan membeli berbagai macam jenis dan rasa, termasuk cokelat putih yang meski warnanya putih tetap saja disebut sebagai cokelat. Merk cokelat yang terkenal di Belanda, Leonidas- ternyata berpusat di Belgia ini. Neuhaus, Godiva dan Leonidas adalah nama-nama merk cokelat jaminan mutu di Eropa yang berpusat di Brussels. Cokelat Belgia memang rasanya Mak Nyuss..

Icon Belgia yang lain adalah bir, itu pun dibuatkan museum agar orang benar-benar mengenal bir. Harga tiket masuk museum adalah 12 Euro. Bagaimana dengan anda yang muslim dan tidak menghalalkan masuk ke kerongkongan ? tetap tidak masalah. Bisa ikut tur keliling museum dan mendengar sejarah pembuatan pada waktu itu dan bedanya dengan saat ini. Juga beda rasa dengan negara lain misalnya Perancis, Australia dan Amerika serta mengenal berbagai macam jenis dan gaya bir, dan melihat cara memasak bir. Bila ikut tour di museum tapi tanpa ikut merasakan birnya, maka anda cukup membayar 8 Euro per orang. Setelah capai keliling museum anda dapat mencicipi dan membeli berbagai tipe dan style dari bir.
Penjelasan tentang segala hal yang berkaitan dengan bir selama tour menggunakan ipad mini yang tersedia dalam 10 bahasa. Tips yang bisa saya berikan untuk masuk ke lokasi museum seperti ini adalah dengan masuk berombongan. Karena dengan masuk rombongan (dengan membentuk grup sendiri di luar) Anda bisa berhemat satu euro per orang.
Seni
Brugge paling cocok untuk penikmat atau penggemar seni. Karena hiburan yang ditawarkan memang lebih menonjol dengan hal-hal yang berkaitan dengan seni dan keindahan. Kita akan dibawa ke time tunnel, sebuah meseum dimana terdapat nama dan karya pelukis yang hidup puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu. Karya-karya artistik yang ditinggalkan masih terasa hidup dan enak untuk dinikmati sampai saat ini.
Puluhan museum seni bertebaran di Brugge. Kita tinggal menunjuk dan mengajak kaki ini mau melangkah kemana. Aliran yang disuguhkan bisa mulai Flemish Primitives sampai seni kontemporer. Mulai senirupa yang klasik sampai museum arkeologi, furniture, perak, seni rakyat semua tersedia di Brugge. Setidaknya ada 15 museum yang sering dikunjungi orang.
Archeologiemuseum ( menyuguhkan informasi bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungannya mulai sejak zaman pra sejarah sampai dengan abad pertengahan) , Arenthuis (lantai bawah museum, digunakan untuk memajang karya seni kontemporer abad 18. Koleksi seni dari cetakan dan gambar dari Steinmetzkabinet) sedangkan lantai atas digunakan sebagai persembahan kepada seniman multitalenta Brugge kelahiran Inggris, Frank Brangwyn (1867-1956).
Lukisannya begitu hidup, menggambarkan pemandangan tentang kehidupan industri (sesuai dengan masa kehidupannya), seperti dok kapal, pabrik dan pekerja di pelabuhan. Ia juga mengabadikan berbagai perjalanannya dalam bentuk lukisan di atas kanvas, mendesign berbagai furniture dan karpet.

Ada juga Museum Belfort yang banyak dikunjungi orang. Tapi umumnya orang menikmati pemandangannya dari luar dan mengambil foto dengan latar belakang bangunan menara setinggi 83 meter. Sensasinya mengunjungi Belfort dan setelah menaiki 366 anak tangga, maka Anda bisa melihat mekanisme bagaimana suatu mesin jam yang sudah sangat tua bekerja dan ada menara lonceng dengan 47 lonceng yang akan berbunyi tiap 15 menit. Pintu besinya dibuat tahun 1300, Bel Kemenangan/kejayaan (Triumphant Bell) ini dibuat oleh Melchior de Haze dan drum loncengnya dibuat tahun 1748. Dari atas menara ini anda bisa menikmati pemandangan dan dinamika kota Brugge di bawah.
Di samping Menara Belfort, masih satu kompleks, terdapat galery tempat dipajangnya karya Salvador Dali. Kompleks bangunan tua menara Belfort tersebut dibangun pada abad 15 dan sampai sekarang masih berfungsi untuk berbagai kegiatan. Sebelah luar dibiarkan geripis di sana-sini untuk menunjukkan usianya yang sebenarnya tetapi sebelah dalam bangunan sudah dipermodern, termasuk bangunan toilet modern, agar wisata nyaman pengunjung.
Mumpung di Brugge, jangan lewatkan kesempatan melihat tawaran Permanent Exposition dari karya seniman ternama seperti Picasso, Monet, Degas, Toulouse-Lautrec, Rodin, Miro, Matisse, Chagall, Magritte dan Braque. Biasanya permanent exposition ini diadakan di kebun Site Oud St-Jan Mariastraat 38 8000 Brugge, letaknya Zonnekemeers, tak jauh dari Brugge Centrum. Saat saya berkunjung ada 300 hasil karya asli para seniman ternama dipajang disini. Sambil menikmati mahakarya dari pesohor di bidang seni tersebut Anda juga bisa menikmati pemandangan kota Brugge.

Kami juga sempat melihat Torturo museum (Museum Penyiksaan) yang berlokasi di Wollestraat 29 8000 Brugge. Ini adalah museum yang menyuguhkan berbagai alat penyiksaan yang dipakai zaman dahulu sampai abad pertengahan. Bangunan ini sendiri dulunya, penjara kemudian difungsikan sebagai museum. 
Dulu merupakan salah satu penjara tertua di Eropa, dari penjara kemudian direstorasi menjadi sebuah museum agar layak dikunjungi. Berbagai patung lilin yang dipajang dengan alat-alat penyiksaan yang digunakan selama 11 abad sejak zaman kuno sampai abad pertengahan dipertontonkan di situ beserta berbagai artefak pendukungnya.
Suasana ruangan yang temaram, kombinasi antara ruang bawah tanah yang dingin, tata lampu/pencahayaan yang dibuat minim dan suguhan berbagai pose orang yang sedang disiksa beserta alat-alat penyiksaannya yang masih asli...membuat kami merinding, tidak tahan dan cepat-cepat ingin keluar. Dari model penyiksaan penggal dengan menggunakan pisau guillotine sampai kursi-kursi yang dipenuhi paku tajam dan berdiri untuk tempat duduk dan sandarannya yang akan merobek-rebek kulit musuh yang disiksa, ditambah dengan berbagai pisau, kapak, rantai, palu yang semuanya super besar, kan membawa anda ke nostalgia perilaku penyiksaan barbar zaman dahulu... sadiiss. Tapi bagi Anda yang ingin uji nyali... barangkali ini tempat yang tepat untuk memacu andrenalin anda.

Suara Merdeka, 25 Oktober 2015

Posting Komentar

0 Komentar