Tips Memilih Bahan Konstruksi Dinding


Oleh Septana Bagus Pribadi

DEWASA ini kita mengenal berbagai macam material yang bisa dipergunakan sebagai bahan konstruksi dinding. Selain batu-bata yang sudah dipergunakan sejak jaman kolonial, saat ini tersedia batako, beton ringan, beton pra cetak, dan berbagai material alternatif lainnya. Bahkan bambu plester dan styrofoam sudah mulai dipergunakan sebagai material penyusun dinding, walaupun masih sebatas proyek percontohan. Tentu masing-masing material di atas mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Kita perlu mengetahui sifat masing-masing material untuk dapat memperoleh aspek manfaatnya secara optimal. Kita bahas satu-satu ya.
Pembahasan ini kita batasi pada material yang berfungsi sebagai bahan pengisi dinding (non struktural).

Batu Bata
Batu bata adalah material yang mungkin paling lama dikenal dan hingga saat ini paling jamak dipergunakan sebagai bahan pengisi dinding. Sebelum ditemukannya sistem struktur rangka, yang mengandalkan kekuatan balok dan kolom sebagai penopang kekuatan struktur, batu bata dipergunakan sebagai bahan pembuat struktur dinding pendukung (tanpa kolom dan balok). Karena kekuatan sistem struktur dinding pendukung ber-tumpu pada penampang dinding, untuk mendapatkan lebar dinding yang cukup, maka batu bata disusun secara melintang dengan panjang batu bata pada lebar dinding. Itulah yang disebut dengan dinding satu bata. Sedangkan teknik penyusunan batu bata yang kita kenal saat ini disebut dengan dinding setengah bata. Hal tersebut dimungkinkan karena batu bata pada saat ini hanya sebagai material pengisi dinding.


Untuk memperoleh permukaan yang halus dan kekuatan dinding yang lebih baik, pasangan batu bata dilapisi dengan plester dan aci di kedua sisinya. Plester dan aci juga berfungsi untuk menahan rembesan air dari luar.
Dinding batu bata mempunyai kelebihan sebagai berikut :
  • Memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap kekakuan struktur
  • Merupakan insulasi yang baik terhadap panas dan suara.
  • Mudah dalam pengaplikasian berbagai macam finishing, seperti cat dan wallpaper
  • Mudah dalam penempelan furniture dan aksesoris. 
Tetapi dinding batu bata juga mempunyai beberapa kelemahan
  • Bahan bata yang mempunyai ukuran tidak presisi
  • Waktu pengerjaan yang lama
  • Stok material di pasaran tergantung musim, karena sebagian besar masih diproduksi secara tradisional.
Kualitas dan kekuatan dinding pasangan batu bata tergantung pada beberapa aspek :
  1. Kekuatan batu bata sebagai material penyusun. Kita mengenal berbagai jenis batu bata di pasaran. Mulai dari yang berukuran kecil hingga besar, mulai dari yang mempunyai permukaan yang halus hingga kasar. Pilihlah batu bata yang cukup kuat (tidak mudah patah) dan mempunyai tingkat kekasaran permukaan yang sedang. Permukaan yang terlalu halus akan mempengaruhi daya rekat antara batu bata dan adukan. Di pasaran memang tersedia batu bata dengan permukaan yang sangat halus yang diperuntukkan  bagi dinding batu bata ekspose.
  2. Teknik penyusunan bata. Susunlah bata secara selang-seling untuk mendapatkan kekuatan yang optimal. sebaiknya jangan gunakan batu bata yang telah patah, kecuali patahan setengah yang memang diperlukan untuk bagian tepi. Dalam sekali pemasangan, batu bata maksimal bisa dipasang hingga ketinggian 1m. Setelah itu pemasangan harus dilakukan di bagian dinding yang lain untuk memberikan kesempatan bagi pasangan untuk mengering. Gunakan jidar (acuan) dengan bahan aluminium untuk mendapatkan pemasangan bata yang lebih presisi. Pemakaian jidar dengan kayu sebaiknya dihindari karena tidak terjamin kelurusannya. 
  3. Teknik pemasangan bata sangat mempengaruhi tebal tipisnya plesteran. apabila pemasangan bata presisi, maka plesteran akan bisa lebih tipis, yang berarti lebih menghemat bahan, juga sebaliknya. Jidar harus di lot dengan timbangan/bandul karena menjadi acuan secara vertikal. Untuk mendapatkan acuan horizontal dipergunakan benang yang diikatkan di antara 2 jidar vertikal. Acuan benang biasanya diperoleh dengan selang yang berisi air untuk memperoleh posisi vertikal yang sama dengan hukum fisika bejana berhubungan.Jangan lupa, bekalilah tukang dengan water pas untuk mengukur kedataran batu bata yang dipasang. Memang pasangan batu bata tidak akan kelihatan setelah dinding diplester dan diaci, tetapi pemasangan yang lebih baik tentu akan bisa memberikan kekuatan dinding yang lebih baik.
  4.  Kekuatan material pasangan.Material untuk pasangan bata menggunakan campuran semen dan pasir yang telah diayak. Gunakan campuran semen : pasir sebesar 1:3 untuk trasraam dan campuran 1:4 atau 1:5 untuk dinding biasa. Dinding trasraam terdapat di kamar mandi, dan bagian bawah dari seluruh dinding dengan jarak 50cm dari sloof. Karena memiliki semen lebih banyak, campuran trasraam ini lebih kedap air daripada adukan pasangan dinding biasa. Fungsinya untuk mencegah rembesan air dari dalam tanah masuk ke dalam dinding. Gunakan semen yang berkualitas baik serta pasir yang bersih. Ada cara mudah untuk mengetahui kualitas pasir. Celupkan saja segenggam pasir ke dalam air. Semakin keruh air yang diperoleh, berarti kualitas pasir semakin jelek karena bercampur lumpur dan tanah.
  5. Plesteran. Pasangan bata dilapisi dengan plesteran setebal 2-3cm. Bahan plesteran sama seperti pasangan, yaitu capuran semen dan pasir ayak. Untuk plesteran bisa mempergunakan campuran dengan semen yang lebih sedikit daripada pasangan, yaitu dengan perbandingan 1:5 atau 1:6 antara semen dengan pasir. Seperti halnya pasangan, kualitas semen dan pasir akan sangat mempengaruhi kualitas plesteran yang dihasilkan. Oh ya, jangan lupa untuk membasahi dinding bata yang akan diplester, supaya pengeringan kedua material yang berbeda tersebut bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan.
  6. Acian. Sebagai lapisan terakhir untuk mendapatkan permukaan dinding yang halus, dinding bata dilapisi dengan acian setebal 3-5mm. Bahan acian adalah semen yang dicampur dengan air. Tentu saja kualitas semen lah yang paling menentukan kualitas acian. Seperti halnya plesteran, jangan lupa untuk membasahi dinding yang telah diplester dengan air, supaya acian tidak terlalu cepat kering. Apabila acian terlalu cepat mengering akan terjadi retak-retak rambut pada permukaan dinding. Tunggu plesteran hingga 3-4 hari sampai mengering betul, barulah bisa dilakukan aplikasi finishing seperti cat dan wallpaper.
Demikianlah sedikit tips untuk memperoleh kualitas dinding rumah yang baik. Penting untuk mengikuti langkah-langkah pemasangan dinding bata secara benar, karena bila terjadi kesalahan dalam pemasangan dinding bata, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain membongkar dinding tersebut bukan ? Semoga bermanfaat. (11)

Septana Bagus Pribadi, ST, MT, 
(Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FTUndip)
Suara Pembaruan 20130127

Posting Komentar

0 Komentar