Cara memilih bahan atap - genteng rumah

Bahan Penutup Atap (bagian 3)

Jenis-jenis Genting Rumah

● Oleh Septana Bagus Pribadi


Pada bagian kedua yang lalu sudah kita bahas berbagai jenis bahan penutup atap, termasuk kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis material. Nah saat ini, akan kita bahas bahan penutup atap yang paling banyak digunakan. Apakah itu? Ya Anda betul, genting jawabnya.

Genting dengan bahan dasar tanah liat, ternyata telah dikenal di China dan Timur Tengah, sejak sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. Dari kedua wilayah ini, genting menyebar luas ke seluruh Asia dan Eropa. Pendatang dari Eropa mengenalkan material ini ke Amerika pada abad ke-17. Indonesia sudah mengenal material tanah liat sebelum abad ke-19, Tetapi perkembangan genting secara pesat di Indonesia dimulai pada tahun 1920 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Balai Keramik di Bandung dan melakukan penelitian mengenai daerah-daerah yang memiliki bahan tanah liat yang bagus untuk dibuat genting, antara lain daerah Plered, Banyuwangi, dan Kebumen. Penggunaan genting digalakkan oleh pemerintah Hindia Belanda antara lain untuk memerangi wabah pes yang timbul pada saat itu dengan media penularan tikus yang banyak bersarang di atap rumbia yang masih banyak dipergunakan pada masa tersebut. Hingga saat ini, genting masihlah merupakan bahan penutup atap favorit yang paling banyak dipergunakan, karena secara umum, genting memiliki banyak kelebihan :
- Kuat
- Cara pemasangan dan perbaikan mudah
- Insulasi panas yang baik
- Relatif tahan terhadap api
Secara umum, jenis-jenis genting yang terdapat di pasaran adalah :

1. Genting tanah liat
Genting jenis ini banyak dibuat secara tradisional. Dibuat dari bahan tanah liat, dicetak, dan dibakar pada tungku tradisional. Karena proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, genting ini hanya memiliki kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang cukup. Biasanya terdapat dua jenis, ukuran yang kecil dengan kebutuhan 24 bh/m2, dengan harga Rp.750 s/d 950 per buah. Ukuran yang lebih besar dengan kebutuhan 19 bh/m2, dengan harga Rp. 1500 per buah.
Genting jenis ini dicetak dengan berbagai bentuk sesuai khas daerah produksi masing-masing, dengan nama yang berbeda-beda, yaitu genting kodok, genting plentong/manthili, genting garuda, genting paris, dll. Untuk finishing tersedia dalam pilihan natural dan glazuur transparan. Glazuur adalah sejenis coating untuk menutup pori-pori genting dan memberikan tampilan lebih mengkilap.

2. Genting keramik
Yang disebut dengan genting keramik, sebenarnya memiliki bahan yang sama dengan genting tradisional, yaitu dari tanah liat. Tetapi material tanah liat pada genting keramik disortir, dicetak, dan dipress dengan peralatan modern di pabrik besar, sehingga memiliki kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang tinggi. Proses pemanasan juga dilakukan hingga suhu 1200 derajad celcius, sehingga tanah liat berubah menjadi sangat keras menyerupai keramik lantai. Pilihan warna dan finishing glazuur pada genting keramik juga jauh lebih beragam dan halus, karena dilakukan secara mekanis dengan peralatan modern. Tidak heran, harganya pun juga lebih mahal daripada genting tradisional. Diperlukan 13-14 buah genting / m2, dengan harga Rp.7.800 s/d Rp.8.0000 per buah. Jenis-jenis genting keramik biasa dinamai sesuai dengan nama pabrikan masing-masing.

3. Genting Beton
Genting beton terbuat dari pasir, semen, dan Fly Ash, yang dicampur dengan air dan dicetak, lalu dikeringkan. Kekuatan genting beton tentu dipengaruhi oleh kebersihan dan ukuran butiran pasir yang dipergunakan, serta semen sebagai bonding agent. Fly ash dibutuhkan sebagai filler untuk mengisi celah-celah di antara butiran pasir, sehingga didapatkan genting yang lebih padat dan kuat. Genting beton banyak terdapat di pasaran pada dua jenis bentuk. Yang pertama adalah genting beton gelombang dan genting beton flat. Daya tutup keduanya hampir sama, yaitu 11 buah genting per m2 dengan harga Rp.3800 s/d Rp.4000 per buah. Dibandingkan dengan genting keramik, genting beton memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya adalah lebih kuat dan lebih ekonomis, sementara kelamahannya adalah bobotnya yang berat sehingga membebani struktur. Finishing genting beton biasanya dilakukan dengan cat.

4. Genting Metal
Sesuai namanya, genting metal terbuat dari lembaran metal yang dipress sehingga mempunyai pola seperti genting. Dalam satu modul genting metal, biasanya terdapat 2x5 pola cetakan genting. Untuk menghilangkan permukaan metal yang mengkilap dan mengurangi daya hantar panas serta kebisingan pada waktu hujan, permukaan bagian atas genting metal dilapisi dengan butiran pasir dan aspal yang direkatkan. Kemudian di finishing dengan cat di pabrik. Kelebihan genting metal ini adalah bobotnya yang sangat ringan sehingga menghemat struktur, serta ukurannya yang besar sehingga mempercepat proses pemasangan.
Kelemahannya adalah kemampuan insulasi panas dan kebisingan yang ditimbulkan pada waktu hujan, yang bagaimanapun juga masih belum sebaik genting keramik dan genting beton.



Atap rumah sebagai bagian bangunan yang langsung terkena panas dan hujan tentu memerlukan perlindungan terhadap jamur. Biasanya perlindungan dilakukan dengan aplikasi cat genting yang banyak tersedia dalam berbagai merek dan harga di pasaran. Cat genting ini berbahan dasar air, tetapi setelah mengering akan membentuk lapisan sintetis yang kedap air.
Untuk genting yang sudah ber-glazuur, sangat tidak direkomendasikan pengaplikasian cat genting. Selain tidak perlu karena glazuur sendiri sudah merupakan perlindungan yang sangat bagus terhadap jamur, cat yang diaplikasikan tidak akan dapat menempel dengan baik karena pori-pori material sudah tertutup oleh glazuur. Nah, supaya rumah Anda jadi ganteng, pilihlah genting yang tepat. 

(sumber gambar : forum.bebas.com; garudamandorayup.bp.com; dinomarket.com; infoarsitek.com; kaskus.com)

■ Septana Bagus Pribadi STMT
Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT Undip Semarang

Suara Merdeka 20130825

Posting Komentar

0 Komentar