Wisata Afrika : Tanzania, Atap Benua Afrika

Tanzania, Atap Benua Afrika


Gunung Kilimanjaro, Tanzania - photo by redbull.com

Oleh : Prof DrWaridin

Pada tanggal 16-20 Juli 2012 penulis berkesempatan mengikuti conference yang diselenggarakan oleh International Institute of Fisheries Economics and Trade (IIFET) di Dar Es Salaam, Tanzania dengan bantuan pendanaan dari DP2M Ditjen Pendidikan Tinggi. Berikut laporan perjalanannya

Setelah mengudara 5 jam lebih, airbus Qatar Airways yang membawa kami dari Doha mendarat di bandara Julius Nyerere, Dar Es Salaam. Sebelumnya kami telah terbang 9 jam dari Jakarta ke Doha. Perjalanan yang cukup melelahkan, apalagi kalau dihitung dengan waktu transit. Namun rasa lelah karena menempuh jarak hampir 12 ribu km serasa berkurang begitu roda pesawat menjejak bumi Kilimanjaro.


Bandara terbesar di Tanzania ini mengabadikan nama bapak bangsanya - Sir Julius Kambarage Nyerere - seperti kita menghargai Soekarno- Hatta untuk nama bandara utama negara. Tentu saja bandara Nyerere jauh lebih kecil dan ndesa. Siang itu hanya ada satu-dua pesawat yang parkir. Meski resminya bandara internasional, area landasan pacunya gersang dan kayaknya gimana gitu. Nampak cuma sekelas bandara kelas dua di Indonesia. Landasan pacunya memang lebih panjang ketimbang bandara Ahmad Yani misalnya, namun bangunan dua lantai dan fasilitas pendukungnya mulai terlihat kusam tidak teratur.
Setelah berjubel antri visa on arrival bertarif USD 50 untuk single entry dengan layanan petugas imigrasi bergaya African way, kami pun menuju tempat penjemputan. Panitia sudah menunggu kami dan peserta lain dari berbagai negara yang menggunakan pesawat sama. Karibu atau selamat datang dalam Swahili, bahasa nasional negara-negara Afrika timur termasuk Tanzania.

DarEs Salaam
Tanzania adalah gabungan negara Tanganyika dan Zanzibar pada tahun 1964, tidak lama setelah keduanya merdeka. Berpenduduk 45 juta meliputi lebih dari seratus etnik, termasuk keturunan Arab, India, Pakistan dan China. Sekitar 60% penduduk beragama Nasrani, khususnya di wilayah pedalaman dan 35% lainnya beragama Islam terutama di daerah pesisir dan Zanzibar.
Negara terluas ke tiga di Afrika semula beribukota di Dar Es Salaam (kota pelabuhan yang damai), sebelum tahun 1996 pindah ke Dodoma di bagian tengah Tanzania. Kota berpenduduk 3 juta jiwa yang berdiri tahun 1860 merupakan kota bisnis terbesar - juga di Afrika timur - selain tempat perwakilan asing dan lembaga internasional lainnya. Pertumbuhan kotanya mengikuti garis pantai. Kawasan kota lama Kivokuni yang ada di tepi pantai semula pusat pemerintahan. Bekas istana negara - seperti Istana Cipanas - masih berdiri kokoh, berdampingan bekas gedung mahkamah agung dan beberapa kantor kementerian. Di bagian belakang kawasan tersebut berkembang lokasi perkantoran, bisnis dan apartemen. Bangunan tertinggi di negara ini - BW. Mkapa Tower 21 lantai - juga berada tidak jauh dari kawasan ini.

Dengan menyewa taksi TSH 35.000 (hampir Rp 200 ribu), kami ke museum nasional dan pasar kerajinan tangan. Sopir yang menemani kami lancar cas-cis-cus Inggris. Maklum, negara ini bekas jajahan Inggris. Museum masih di pusat kota, tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Tarif masuknya TSH 6.500 per orang. Di area pertama, tersimpan 5 mobil kepresidenan sejak masa kemerdekaan, mulai dari Morris mini, Rolls-Royce Phantom, dan terakhir Mercedez jenis mata kucing.

Koleksi museum umumnya menggambarkan peradaban dan kehidupan masyarakat Tanzania, Namun yang paling menarik adalah diorama dan foto-foto yang menggambarkan jual-beli budak Afrika. Yang menjual dan membeli adalah bangsa pendatang Timur Tengah, India, dan Eropa. Tentu saja perlakuan terhadap budak sangat tidak manusiawi. Mulai dari kaki, tangan dan leher yang dirantai di sepanjang perjalanan dari tempat asal mereka di pedalaman sejauh ratusan kilometer. Banyak budak meninggal karena kurang makan atau terserang penyakit. Supaya tidak melarikan diri, begitu sampai di lokasi pasar para budak dimasukkan ke kerangkeng kayu atau dipasung kakinya layaknya orang gila. Budak yang dijual hanya memakai cawat, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Perdagangan budak secara resmi mulai dilarang sejak tahun 1870-an semasa penjajahan Jerman dan diwariskan ke Inggris.

Bumi Kilimanjaro
Tiga tempat yang paling terkenal di Tanzania adalah Kilimanjaro, Zanzibar, dan Serengeti. Di berbagai leaflet wisata, diproklamirkan bahwa ”Tanzania is the Land of Kilimanjaro”. Sebagai gunung tertinggi di Afrika (5.895 mdpl), Kilimanjaro termasuk salah satu seven summit dunia. Sudah tentu ini menjadi target buruan para pendaki gunung, termasuk dari Indonesia. Dikenal sebagai atapnya benua Afrika, sama seperti menyebut Himalaya sebagai atapnya dunia.

Kilimanjaro terletak di barat laut Tanzania, berbatasan dengan Kenya. Dari Dar Es Salaam dapat ditempuh sekitar satu jam dengan pesawat, berbiaya sekitar USD 150 pergi pulang. Beberapa maskapai seperti KLM dan Qatar Airways malah mempunyai direct flight ke Kilimanjaro. Namun selama ini rute penerbangan ke Kilimanjaro atau Serengeti lebih banyak dilayani oleh pesawat kecil, termasuk pesawat carter. Bersama taman safari Serengiti dan Ngorongoro Crater (luas 264 km2 dan terbesar di dunia) yang masih berada pada satu region, ketiga lokasi wisata alam ini merupakan penghasil devisa negara.

Prof DrWaridin, 
Guru Besar dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Undip.

Suara Merdeka, 20120805

Posting Komentar

0 Komentar