Keramik yang Bikin Cantik
Secara psikologis, bila kita memasuki suatu ruangan, maka otomatis ada dua hal yang akan langsung kita lihat. Pertama kali akan melihat ke bawah untuk memperhatikan lantainya, lalu selanjutnya kita akan melihat ke atas ke arah plafon. Melalui 2 hal itulah kita akan menilai ”kualitas” finishing sebuah ruangan. Maka, wajar saja bila kita memberikan perhatian khusus pada finishing lantai.
Oleh : Septana Bagus Pribadi, ST, MT
Salah satu bahan lantai yang paling banyak dipergunakan adalah keramik. Bahan ini tidak hanya diaplikasikan pada lantai namun pada bebarapa tempat. Artikel kali ini akan membahas khusus mengenai keramik yang dipasang di lantai. Dua puluh tahun lalu, jenis dan ukuran keramik lantai belumlah terlalu banyak, namun saat ini tidaklah demikian. Setiap memasuki supermarket bahan bangunan, kita akan dikejutkan dengan banyaknya pilihan keramik, baik jenis, warna, motif, maupun harga yang memiliki variasi sangat banyak.
Jenis Keramik
Menurut jenisnya kita mengenal berbagai macam jenis yang banyak dipergunakan, antara lain :
- Keramik Teraso. Teraso, zaman dahulu dipergunakan sebagai bahan penutup lantai. Dewasa ini dengan motif-motif lama banyak diburu orang karena memiliki nuansa etnik yang sangat kuat. Banyak bangunan gallery atau restoran yang menggunakan style klasik memilihnya. Biasanya, teraso memiliki ukuran 20x20cm, tetapi dapat juga dipergunakan dalam bentuk yang dihancurkan dan dicetak langsung pada area yang dikehendaki. Harga keramik teraso adalah Rp.40rb s/d 60rb per m2.
- Keramik biasa. Keramik ini adalah jenis yang paling banyak kita temui, bahkan tersedia hingga ke toko-toko bahan bangunan kecil yang tersebar di berbagai tempat. Jenis ini membunyai base berupa keramik yang terbuat dari tanah liat yang dipanaskan dalam suhu tinggi. Barulah di atas base cokelat tersebut ditumpahkan lapisan warna dan motif sesuai desain. Untuk keramik lantai ukuran yang tersedia mulai 30x30, 40x40, 50x50, 60x60, dan 80x80cm. Motif tersedia dalam banyak pilihan yang bisa dibilang hampir tak terbatas. Harganya pun bervariasi, mulai dari harga Rp. 24rb s/d 35rb per m2 untuk keramik ukuran kecil (30x30cm), harga Rp 60rb s/d 80rb per m2 untuk keramik ukuran sedang (50x50cm), hingga harga Rp 120rb s/d 200rb per m2 untuk keramik ukuran besar (80x80cm).
- Homogenous Tile. Keramik jenis ini biasa disebut granit tile. Yaitu tiruan granit yang dibuat di pabrik. Berbeda dengan keramik biasa, jenis ini mempunyai lapisan yang sama pada seluruh bagian keramik. Bedanya hanyalah, bagian bawahnya dibuat kasar untuk kekuatan menempelnya media perekat, sementara pada bagian atas dipoles halus dan diberi lapisan pelindung. Granit tile ini biasanya hanya tersedia pada ukuran besar, 60x60 s/d 100x100cm. Harganya lebih mahal, yaitu berkisar antara Rp.180rb s/d 400rb per m2.
- Granit Alam. Granit alam tidak dibuat di pabrik, melainkan diperoleh dari penambangan. Setelah ditambang, granit alam dibelah setebal kira-kira 2 cm, dan dipotong-potong sesuai ukuran. Kita bisa saja memesan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki, misalnya 1m x 2m. Tetapi tentu saja semakin besar ukuran yang kita pesan, akan semakin mahal harganya dan ukuran ini juga terbatasi oleh transportasi ke lokasi. Harga granit alam lokal berkisar antara Rp 195 rb. s/d 450 rb per m2. Sementara granit impor harganya bisa mencapai Rp.270 rb s/d 1,95 juta per m2.
Berdasarkan jenis permukaannya, keramik dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
- Keramik polish. Yaitu keramik yang mempunyai finishing atau lapisan pelindung yang mengkilap. Keramik ini biasanya lebih licin, dan dipergunakan di dalam ruangan, atau pada daerah kering.
- Keramik unpolish. Keramik jenis ini juga mempunyai finishing atau lapisan pelindung pada bagian keramik yang paling atas. Bedanya adalah, pada keramik ini lapisan pelingdungnya berwarna doff. Keramik jenis ini lebih tidak licin, dan biasanya dipergunakan di bagian eksterior atau bagian yang basah. Tetapi karena perkembangan trend desain, saat ini banyak pula keramik jenis ini yang dipergunakan di dalam bangunan.
Berdasarkan jenis tepinya, keramik dibedakan menjadi :
- Keramik non cutting. Seperti kita tahu, bahwa keramik diperoleh dari pemanasan dengan suhu tinggi yang dilakukan di pabrik. Pada keramik non cutting ini, keramik yang telah jadi tidak memperoleh perlakuan tambahan dalam hal ukuran, dan langsung dipacking untuk dipasarkan. Bila kita perhatikan keramik jenis ini, seakan-akan mempunyai batas pinggir tipis yang berwarna putih.
- Keramik cutting. Proses pembuatan sama persis dengan keramik jenis non cutting. Bedanya adalah, sebelum dipacking dan dipasarkan, keramik jenis cutting melalui proses pemotongan dengan tujuan menghilangkan bagian pinggirnya. Dengan proses tersebut diperoleh keramik yang seakan-akan tidak memiliki pinggir, sehingga memiliki tampilan yang mirip dengan granit tile dan granit alam.
Perbedaan aplikasi kedua jenis keramik ini adalah pada nat antar keramik. Karena merupakan hasil pembakaran murni, keramik non cutting mempunyai penyimpangan ukuran yang lebih besar daripada keramik cutting yang memiliki kepresisian ukuran yang lebih baik karena merupakan hasil pemotongan.
Penyimpangan ukuran tersebut diwadahi oleh nat antar keramik. Sehingga keramik non cutting akan memiliki nat yang lebih besar (lebar nat di atas 3mm) dibandingkan dengan keramik cutting dan granit tile (lebar nat 1mm)
Keramik yang bermotif pun memiliki aturan tersendiri dalam pemasangannya. Biasanya motif keramik sudah diatur sedemikian rupa oleh produsen, supaya bisa sambungan motif antar keramik bisa bertemu bila dipasang dengan posisi yang tepat. Ada keramik-keramik dengan pola khusus yang disebut dengan pola mozaik.
Keramik mozaik ini ada dua macam, yaitu mozaik yang terbentuk dari potongan keramik berbagai warna dan motif (bentuk potongan mengikuti pola mozaik).
Ada pula mozaik yang terbentuk dari motif cetakan/printing di atas keramik persegi (mozaik terndiri dari beberapa keramik persegi). Yang kedua tentu berharga yang lebih murah dari yang pertama, karena proses pembuatannya lebih mudah. Keramik mozaik ini dipasang pada bagian-bagian lantai yang memerlukan aksen, misalnya pada teras depan atau pada bagian tengah ruangan-ruangan yang penting.
Kualitas Keramik
Hasil produksi keramik dalam suatu pabrik tidak akan selalu sama. Karena itu, produsen mengelompokkan hasil produksinya dalam beberapa kualitas. Kualitas itu dinyatakan dalam kode KW (KWI s/d KWIII). Hati-hati ketika membeli keramik, karena kode KW ini selalu tercantum dalam dos keramik. KW I adalah yang paling baik, KW III adalah kualitas yang paling buruk.
Pemasangan Keramik
Sebaik apapun kualitas keramik yang Anda pilih, hasil akhir pemasangan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
- Kualitas. Keramik dengan KW II dan KW III akan memiliki beberapa cacat, diantaranya ukuran yang tidak seragam, tidak siku, menggembung/tidak datar, beberapa gempil pada bagian pinggirnya, serta cacat pada penyemprotan motif atau lapisan pelapis akhir keramik.
- Ketrampilan tenaga. Kualitas tukang sangat mempengaruhi hasil akhir pemasangan keramik. Bisa jadi keramik KW II yang dipasang oleh tukang berpengalaman, akan memberikan hasil akhir yang lebih baik daripada keramik KW I yang dipasang oleh tukang yang kurang berpengalaman.
- Bahan. Pemilihan semen yang baik sebagai bahan perekat keramik juga akan sangat mempengaruhi hasil akhir.
Demikian, dengan tulisan ini saya harap sudah cukup untuk bekal Anda dalam memilih keramik yang akan Anda pasang untuk mempercantik rumah Anda. Mengenai teknik-teknik dan cara pemasangan selengkapnya, akan saya ulas di tulisan mendatang. Selamat memilih keramik.
(Sumber gambar : probohindarto.wordpress.com; atjehmarket.blogspot.com; normanconstruction.com; natascha88.blogspot.com; lifestyle.okezone.com; ajsinterior.blogspot.com; newsviva.com).
Septana Bagus Pribadi, ST, MT
Staff Pengajar Jurusan Arsitektur
FTUndip
Suara Merdeka 20120812
0 Komentar
No spam, please...